PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH PENDEKATAN PAIKEM (PEMBELEJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI I
KANDIS KECAMATAN KANDIS KABUPATEN OGAN ILIR
1.
Latar
Belakang
Pendidikan
pada hakikatnya adalah upaya membudayakan manusia atau memanusiakan manusia,
pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan
gunameningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia merupakan suatu system pendidikan nasional yang diatur
secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencedaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.[1]
Pendidikan
pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya
manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasiitasi kegiatan belajar
mereka. Pendidikan tentunya tidak terlepas dari subyeknya atau siapa yang
melakukan pendidikan tersebut baik yang mendidik ataupun yang dididik.[2]
Pendidik
merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam pendidikan. Karena ia
bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi anak didiknya, oleh karena itu
pendidik atau guru adalah “ Orang dewasa yang bertanggung jawab member
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai
individu yang sanggup berdiri sendiri.[3]
Dari
beberapa uraian tersebut, dapat diartikan bahwa hasil yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar mengajar adalah berkembangnya potensi
dan kemampuan peserta didik baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut selain dituntut untuk menguasai materi
yang akan disampaikan, seorang pendidik harus memiliki strategi atau metode yang
tidak hanya kreatif tetapi juga menyenangkan dalam mengajar agar suasana belajar tidak terlalu kaku dn tegang
sehingga materi yang akan disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik
oleh peserta didik.
Sejak
diberlakukannya Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang
Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Dalam permendiknas tersebut diatur pelaksanaan
sertifikasi guru melalui penilaian portofolio dengan sepuluh komponen yang
bertujuan mengukur empat kompetensi pendidik, yaitu kompetensi, pedagogik,
kepribadian, sosial, dan professional. Bagi guru yang lulus penilaian
portofolio, memperoleh sertifikasi pendidik dan dinyatakan sebagai guru
professional. Sebaliknya bagi guru yang belum lulus diwajibkan mengikuti
kegiatan pendidikan dan latihan profesi guru atau dikenal dengan singkatan
PLPG. Dalam buku rambu-rambu penyelenggaraan PLPG yang berlaku secara nasional
(Depdinas, 2007), salah satu materi pokokyang harus diberikan adalah materi
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Maka
sejak akhir tahun 2007 istilah PAIKEM mulai dikenal luas dalam praktik dunia
pendidikan di Indonesia.[4]
2.
Permasalahan
2.1
Identifikasi
Masalah
Masalah
adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, yang jawabannya akan diperoleh
setelah penelitian selesai (Arikunto,2004:51). Setelah dilakukannya observasi,
adapun permasalahan yang membuat penelitian
ini dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Ada indikasi kurangnya perhatian
guru terhadap siswa sehingga menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.
2. Ada indikasi bahwa metode atau
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran cenderung monoton sehingga menyebabkan siswa cepat bosan.
2.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan
yang dibahas dibatasi pada pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas
XI IPS pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis
Kabupaten Ogan Ilir.
2.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Adakah
pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar
siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis
kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir?
2. Adakah faktor – faktor penghambat dan
pendukung penerapan pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan – tujuan sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir.
b. Untuk
mengetahui apakah terdapat faktor
– faktor penghambat dan pendukung penerapan pendekatan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPS pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir.
4. Manfaat Penelitian
a. Manfaat
Teoritis
Penelitian
ini dapat dijadikan bahan informasi sebagai masukan bagi lembaga- lembaga
pendidikan yang berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan, khususnya bagi para
pendidik, agar dapat mengembangkan pengajaran Akuntansi dengan model
pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
b. Manfaat
Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan pedoman
bagi para guru di SMA
Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir dalam menerapkan
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) pada mata pelajaran Akuntansi.
5.
Tinjauan
Pustaka
5.1
Kajian Literatur
5.1.1 Pendekatan PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas, kemungkinan kegagalan,
keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa bosan.
Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa
dilakukan dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja
sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan menggunakan
visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula dengan upaya
penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses
renovasi mental, diantaranya membangun rasa percaya diri siswa.
Kreatif
dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga
memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan
adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah
perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa
setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Siswa tidak memungkiri metode “PAIKEM = pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan” merupakan metode yang
sangat mengerti dan memahami kondisi siswa. bagaimana guru menyampaikan materi
merupakan penilaian utama siswa, seorang guru mempunyai wawasan yang luas akan
tergambar dengan cara bagaimana seorang guru menyampaikan pembelajaran di
kelas, fokus terhadap materi dan penyampaian yang mudah dimengerti oleh siswa.
peduli terhadap siswa dan tidak pilih-memilih (diskriminatif), performance yang
menarik serta bisa dijadikan partner dalam berdiskusi dan berkeluh kesah
merupakan sekian banyak kriteria yang siswa sampaikan jika seorang guru ingin
menjadi favorit di mata siswa (Herman, 2008).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan PAIKEM:
a) Memahami
sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu
dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya, anak orang miskin,
anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia – selama mereka normal – terlahir
memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua
sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana pembelajaran dimana guru memuji anak
karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang
mendorong anak untuk melakukan percobaan.
b) Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang
bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu
diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.
c) Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara
alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau
membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
d) Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah.
Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk
menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh
karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang
dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang
dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban
betul hanya satu).
e) Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas
yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat
berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat
dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
f) Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
g) Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi
interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan
salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih
mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya
diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan
guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri
siswa daripada hanya sekedar angka
h) Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan
para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja
diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut
bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM. Aktif mental lebih diinginkan
daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan
mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya
aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut
disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu
sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan
dengan ‘PAIKEM’ (Agustina, 2008).
Secara
garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Siswa
terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan
mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
b. Guru
menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat,
termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran
menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
c. Guru
mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik
dan menyediakan ‘pojok baca’
d. Guru
menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara
belajar kelompok.
e. Guru
mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah,
untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan
lingkungan sekolahnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa PAIKEM
merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara
tepat berpeluang dapat meningkatkan tiga hal, pertama maksimalisasi pengaruh
fisik terhadap jiwa, kedua, maksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses
psikofisik dan psikososial dan ketiga, bimbigan kearah pengalaman kehidupan
spiritual. Dampak positif dari diterapkannya pendekatan PAIKEM
yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu yang ada
di lingkungannya.
5.1.2 Mata pelajaran Akuntansi
Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh ABP
Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah suatu
aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan
pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
Kemudian Suparwoto L (1990 : 2) mendefinisikan
akuntansi sebagai suatu system atau tehnik untuk mengukur dan mengelola
transaksi keuangan dan menyajikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk
informasi kepada pihak-pihak intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern
disini terdiri dari investor, kreditur pemerintah, serikat buruh dan lain-lain.
Dari kedua definisi tersebut siatas, maka dapat
dibandingkan antara definisi akuntansi yang dikemukakan oleh Suparwoto di satu pihak
dengan definisi menurut APB di pihak lain di mana Suparwoto akuntansi lebih
merupakan suatu system atau teknik pengukuran dan pengelolaan transaksi,
sedangkan APB lebih menekankan pada tujuan hasil akuntansi guna pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut AICPA dalam Sofian S. Harahap (1994 : 12),
mengatakan akuntansi adalah seni pencatatan, pengelolaan, dan pengikhtisaran
dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi yang umumnya bersifat
keuangan termasuk penafsiran hasil-hasil.
American Acounting Association (AAA) dalam Soemarso
SR. (1996 : 5) mendefinisikan akuntansi sebagai proses pengidentifikasian,
pengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian-penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah suatu sistem atau teknik dari suatu pencatatan, penggolongan
dan peringkasan, pelaporan dan menganalisa data keuangan yang dilakukan dengan
cara tertentu dan ukuran moneter yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi atau perusahaan.
Sedangkan fungsi mata pelajaran akuntansi di sekolah
menengah atas adalah mengembangakan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional,
teliti, jujur dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan, pengelompokan,
pengiktisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan dan penafsiran
perusahaan berdasarkan standar akuntansi Keuangan ( SAK).
5.1.3 Hasil Belajar
1. Pengertian
Hasil Belajar
Hasil Belajar Siswa - Belajar dan mengajar merupakan
konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus
dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk
pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh
siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi
interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar
mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.Oleh karena
itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22).
Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam
hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan
pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh
siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa
(Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor
dalam diri siswa perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan
oleh Clark (1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 %
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30
% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002 :
39).
"Belajar
adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14). Perubahan perilaku dalam proses
belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya
berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila terjadi perubahan
dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa
dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional
yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar
siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan
personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan
demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat
adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupa sehingga nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap
sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara
kuantitatif. Hasil belajar siswaSetiap proses belajar mengajar keberhasilannya
diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar
berasal dari dua kata dasar yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat
diartikan sebagai sebuah prestasi dari apa yang telah dilakukan. Berikut ini
beberapa definisi tentang prestasi belajar :
1) Muhibbin
Syah (1997 : 141) menyatakan prestasi adalah taraf keberhasilan proses belajar
mengajar.
2) Oemar
Hamalik (2001 : 159) menyatakan prestasi merupakan indikator adanya perubahan
tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik
berupa belajar mapun bekerja.
3) Poerwadarmita
(1996 : 169) menyatakan bahwa prestasi adalah apa yang telah dicapai dari hasil
pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja.
Sedangkan
definisi belajar menurut para ahli sebagai berikut :
1) Abu
Ahmadi dan Widodo Supriono (2004 : 128) berpendapat bahwa belajar merupakan
suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2) Hilgard
dan Bower (1975 : 156) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah
laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan.
3) M. Sobry Sutikno (2004) mengartikan belajar
adalah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
4) Thursan
Hakim (2002) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningakatan kecakapan pengetahuan,
sikap, pemahaman, keterampilan, daya fakir dan kemampuan lainnya.
Dari penjelasan beberapa ahli, dapat diambil
kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan perilaku siswa
dalam bakat pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar mengajar
ialah perubahan tingkahlaku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap,
bahkan meliputi segenap aspek pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti
mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk
dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian hasil belajar siswa.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar
mengajar dianggap berhasil menurut Syiful Bahri Djamarah Dan Aswan Zain (2002 :
120) Ialah :
a. Daya
serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik
secara individual maupun kelompok
b. Perilaku
yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah
dicapai oleh siswa.
Berdasarkan ungkapan pendapat diatas maka dapat
ditegaskan bahwa salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa
dapat mencapai prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki, serta siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang
mereka alami.
5.2. Kajian Terdahulu yang Relevan
Sebagai bahan referensi sebelum menyusun proposal
penelitian ini, berikut penulis cantumkan beberapa proposal terdahulu yang
relevan dengan proposal yang akan ditulis dan diteliti. Proposal tersebut
antara lain :
Rusdi (0727022) dalam skripsinya yang berjudul “Implementasi
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan) terhadap proses belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam di MIN ARISAN MUSI KABUPATEN MUARA
ENIM”, mengatakan bahwa implementasi pendekatan pembelajaran yang
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat memberikan pengaruh
yang positif pada proses pembelajaran siswa, sehingga membuat siswa dapat
memahami materi yang diajarkan dan tidak jenuh.
6.
Kerangka
Berpikir
PAIKEM
merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara
tepat berpeluang dapat meningkatkan tiga hal, pertama maksimalisasi pengaruh
fisik terhadap jiwa, kedua, maksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses
psikofisik dan psikososial dan ketiga, bimbigan kearah pengalaman kehidupan
spiritual.
Materi Akuntansi yag dimaksud dalam penelitian ini
adalah sebagai salah satu bidang studi disekolah yang lebih dikhususkan pada
jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir.
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau
diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu
penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
Akuntansi adalah bagaimana dampak pendekatan PAIKEM tersebut dalam mempelajari
materi Akuntansi dan sejauh mana pendekatan tersebut dapat memberikan sumbangsi
positif terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukan dengan prestasi yang
mereka dapatkan setelah mengalami proses belajar mengajar yang menggunakan
pendekatan PAIKEM.
7.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis
merupakan praduga sementra dari suatu pernyataan yang kebenarannya masih perlu
dibuktikan lebih lanjut, sebagaimana yang telah diungkap oleh Sumardi
Suryabrata bahwa hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap
permasalahan penelitian, yang kebenarannya masih terus diuji.[5]
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :pengaruh
pendekatan PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar
siswa kelas XI pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan
Kandis Kabupaten Ogan Ilir tahun ajaran 2011/2012.
8.
Kriteria
Pengujian Hipotesis
Untuk
membuktikan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertolak
bertitik tolak dari uji dua hipotesis yang Ho dan Ha.
Dimana :
Ho : Tidak terdapat pengaruh pendekatan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir tahun ajaran 2011/2012.
Ha
: Ada pengaruh pendekatan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada
mata pelajaran Akuntansi di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir tahun ajaran 2011/2012.
Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini penulis menggunakan Korelasi Product Moment dengan
huruf signifikan α=5% dengan kreteria
pengujian sebagai berikut :
a.
Ho diterima apabila
≤
b.
Ha diterima apabila
9. Metodologi Penelitian
9.1 Metode Penelitian
Metode
penelitian adalah cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, keurgensian
metodelogi penelitian bagi peneliti akan turut member kontribusi bagi sukses
tidaknya penelitian yang dilakukan ( M. Subana dan Sudrajat, 2005 : 11). Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode ini
mengungkapkan bahwa hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari
pengaruh satu variabel terhadap variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental. Quasi eksperimen
adalah metode eksperimen semu, yaitu dengan menggunakan kelas yang ada sebagai
kelas eksperimen.
9.2 Variabel Penelitian
“Varibel
penelitian adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel
itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang manjadi variasi
antara satu dengan lainya antara kelompok itu” (Sugiono, 2006:2).Variabel adalah segala sesuatu yang
akan menjadi objek pengamatan penelitian. Agar tergambar dengan jelas apa yang penulis
maksudkan, maka variabel dalam penelitian ini adalah:
Skema Variabel
Hasil Belajar Siswa
|
Pendekatan PAIKEM
|
9.3 Definisi
Operasional Variabel (DOV)
Agar tidak terjadi
kesalah pahaman tentang pengertian atau penafsiran. Perlu adanya Definisi
Operasional Variabel yaitu :
1. PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) merupakan pendekatan
dalam proses belajar mengajar yang mengajak siswa untuk ikut aktif, inovatif
dan kreatif sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan menyenangkan.
2. Hasil
belajar siswa adalah yang telah dicapai oleh peserta didik pada mata pelajaran
akuntansi dengan menerapkan pendekatan pembelajaran PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
yang diperlihatkan melalui tes akhir.
9.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulan
(Sugiono: 2008 :117).
Pada penelitian ini populasinya adalah keseluruhan
siswa-siswi kelas XI IPS di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir yang berjumlah 67 orang, yang terdiri dari kelas XI IPS1 dan XI IPS2
seperti yang tergambar dalam tabel berikut :
Tabel 1.1
Populasi Penelitian
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
XI IPS1
|
13
|
21
|
34
|
XI IPS2
|
9
|
24
|
33
|
Jumlah
|
22
|
45
|
67
|
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2008:118). Pada penelitian ini penulis
berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto, yaitu “ Apabila subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.” Dalam penelitian ini menggunakan populasi keseluruhan
siswa kelas XI IPS di SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan Ilir
yang berjumlah 67 orang, karena penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen dengan
nonequivalent control group desain maka peneliti membagi kelas menjadi kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari kelas XI IPS1 sebagai kelas
eksperimen dan XI IPS2 sebagai kelas control seperti yang terlihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.2
Sampel Penelitian
Kelas
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
XI IPS 1
|
13
|
21
|
34
|
Kls eksperimen
|
XI IPS 2
|
9
|
24
|
33
|
Kls kontrol
|
Jumlah
|
22
|
45
|
67
|
10.
Jenis dan Sumber data
10.1 Jenis data
Data adalah sumber atau bahan mentah tentang sesuatu yang
dibutuhkan, data dalam penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif yang
merupakan data yang dinyatakan dengan angka untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan
secara statistic untuk menunjukkan hubungan antar variable yang saling
berkaitan.
10.2 Sumber data
Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
data yang diambil langsung dari sumber utama dilapangan sebagai data pokok
yaitu data yang berasal langsung dari SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis
Kabupaten Ogan Ilir.
11.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data akan
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
11.1 Teknik Tes
“Tes
adalah serenteran pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok” ( Arikunto, 2002:127 ). Metode tes dalam
penelitian ini adalah metode yang digunakan untuk mengajar kemampuan siswa
dalam menguasai materi akuntansi.
11.2 Teknik Observasi
Menurut Prof. Dr. Sugiyono observasi sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik
yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Teknik ini digunakan peneliti untuk
melihat gejala-gejala yang Nampak dan penulis turun secara langsung kelapangan
objek penelitian yaitu SMA Negeri I Kandis kecamatan Kandis Kabupaten Ogan
Ilir.
11.3
Teknik Analisisis Data
11.3.1 Uji t
Untuk menguji signitifikasi penelitian
digunakan statistic uji t dengan taraf signifikan a 0,05 ( taraf kepercayaan 95% ) yang rumusnya sebagai berikut:
Sugiono (2010:215)
Keterangan
:
t
= Uji t
r
= Nilai koefisien korelasi
n
= Jumlah siswa yang dijadikan sampel
Hasil perhitungan dari rumus tersebut
dikonsultasikan dengan ketentuan pada tabel interprestasi dibawah ini :
TABEL
3
INTERPRESTASI
KOEFISIEN KORELASI
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00-0,199
0,20-0,399
0,40-0,599
0,60-0,799
0.80-1,000
|
Sangat Rendah
Rendah
Cukup
Kuat
Sangat Kuat
|
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005.
Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian suatu pendekatan Praktek ( Edisi Revisi ) Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati, 2005. ”Belajar dan
Pembelajaran” Jakarta :
Rineka Cipta.
Hadi, Amirul. 2005. Metodelogi
Penelitian. Jakarta: Pustaka Setia
Syah,
Muhibbin, 2009. “Psikolog
Belajar” Jakarta :
Rajawali
Riduwan,
2008. Dasar-Dasar Statistik. Bandung. Alfa Bheta
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung. Alfa
Bheta
[1]
UU No. 20 Pasal 3 Tahun
2003
[2]
Muhibbin Syah, Psikologi
belajar, (Jakarta: Rajawali Pers,2008), hlm.1
[3]
Hj. Nur Uhyati, Ilmu pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka setia, 1997), hlm. 65
[4]
Ismail, Strstegi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan),
(Semarang: RaSAIL,2008) hlm.48
[5] Sumardi
Suryabrata, Metodologi penelitian,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar